Friday, July 18, 2008

Bicaralah dengan Hati dan Mendengarlah Dengan Hati


Sering kali kita mendapatkan teman, kerabat, orang tua, dan orang lain yang berhadapan dengan kita sebagai lawan bicara kita berbicara dengan gaya yang beraneka ragam, dengan intonasi dan pengucapan yang berbeda, dengan lagam yang berbeda pula. Semua itu tak ayal disebabkan karena setiap insan manusia memiliki keunikan tersendiri sebagai manifestasi ke Maha Besaran Tuhan Pencipta seluruh jagad dan alam raya semesta. Tak dapat kita pungkiri ternyata setiap orang yang menjadi lawan bicara kita dalam berkomunikasi sebagai salah satu wujud fitrah dasar kita sebagai manusia lemah yang membutuhkan orang lain untuk berdampingan dalam hidup ini, terkadang pembicaraan mereka ada yang sedikitnya menyinggung perasaan dan hati kita, ada pula yang mengangkat sisi kebanggaan diri kita, bahkan ada pula yang sengaja atau tidak secara sengaja malah menjatuhkan diri kita. Terkadang hal yang paling menyebalkan bagi sebagian diri kita, ketika berhadapan dengan lawan bicara yang seisi pembicaraan dari prolog sampai penutup hanya berisi rangkaian cerita gambaran alur kehidupan pribadinya, entah tentang dirinya sendiri, kehebatan keluarganya, kekasih, prestasi-prestasinya, petualangan-petualangan dirinya, tanpa sedikit pun mempedulikan apa yang terjadi pada diri kita sebagai pendengar nya. Padahal pemberontakan dalam pembicaraan sering kali kita lakukan walaupun pemberontakan itu tidak kita wujudkan dengan lontaran-lontaran kata penolakan, tetapi dalam raut wajah yang malay, bosan, jenuh, dan sering kali kita hanya mengabaikan apa yang orang tersebut bicarakan, “masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan”.

Tapi pernahkah kita menyadari….bahwa hal tersebut pun sering kita lakukan, cobalah kita sedikit jujur dengan diri kita, ketika kita mendapati lawan bicara dalam berkomunikasi, sering kali kata-kata yang terlontar adalah “kalo gua sih” , jarang sekali “kalo elo gimana”, sedikit contoh, si fulan sebagai lawan bicara kita sedang asyik menceritakan kejadian ketika ia mendapatkan nilai ujian dengan grade B, betapa bangganya ia mendapatkan nilai B ketika teman-teman yang lain banyak yang tidak lulus, betapa bersemangat nya ia menggambarkan bagaimana perjuangan-perjuangan yang telah ia lalui sampai mendapat nilai B, tetapi kita atau siapa saja sebagai lawan bicaranya sering kali membalas seperti ini…., “wah….kalo gua belajar getol kayak elo gua juga bakalan dapat B juga kali, padahal gua Cuma belajar malemnya doang sebelum ujian, gua bisa dapet C, apalagi kalo gua belajar jauh-jauh hari kayak lo…”, si fulan sontak akan berontak “ahh….itu sih speak elo doangan…bilang aja lo gak mau ngalah…” coba kita bayangkan bagaimana perasaan orang yang mendengar perkataan tersebut, sehingga berakibat terjadi perseteruan yang akhirnya berujung saling menjatuhkan, dan mungkin lawan bicara kita akan merasa terpukul, dan bahkan bisa membuat hubungan kita dengan teman secara psikologi menjadi kurang harmonis. Alangkah baiknya ketika si Fulan menceritakan peristiwa nya tersebut, kita tanggapi dengan memberi penghargaan (bukan pujian penjilatan) yang tulus karena si Fulan memang telah bekerja keras, rajin belajar, sehingga ia mendapatkan nilai B, misalnya “wah….hebat lo lan, berarti usaha lo gak sia…sia…, kayaknya gua harus banyak belajar dari lo neh…” spontan Fulan pun kan merendahkan hatinya dengan memberikan jawaban “ahh…biasa aja....mungkin lo kurang belajar aja, makanya lo dapet C, karena gua yakin kalo lo lebih rajin belajar, nilai lo bisa lebih gede dari gua…”..wow indahnya pembicaraan yang seperti itu, dimana pembicaraan yang sederhana itu di dalamnya tersirat dan tersimpan makna-makna nasehat, penghargaan, pemakluman, semangat.

Ingatlah salah satu sifat dasar manusia adalah ingin nya rasa untuk dihargai, di perhatikan, diperdulikan, suatu sikap yang jujurlah bahwa anda,saya, kita membutuhkan sikap tersebut tetapi tidak untuk mengharapkan, biarlah orang lain sendiri yang mengatakan, karena ketika pengharapan telah tertaman dalam diri kita dan ternyata tak sejalan dengan realita sesungguhnya akan timbul suatu penyesalan.

Inilah satu kesadaran yang harus kita bangkitkan dalam diri kita, yaitu seringlah melihat dari sisi orang lain, mengapa ? karena sering kali kita menempatkan sesuatu berdasarkan kadar dan sisi diri kita saja, padahal belum tentu menurut kita baik, baik juga bagi orang lain. Cobalah ketika anda berbicara dengan lawan bicara anda, cari apa yang menyenangkan dari perkataan orang lain ketika berbicara dengan anda, dan cari perihal apa yang kurang berkenan di hati kita, jangan lah anda…ketika anda tidak senang orang lain terlalu berlebihan membanggakan dirinya, anda pun ternyata…..serupa dengan dia, dimana kecenderungan anda dalam berbicara pun adalah membicarakan diri anda secara berlebihan. Bukan berarti pula anda hanya menjadi sebuah patung yang mendengar tanpa ada sedikit pun respon dari mulut anda. Jadilah pembicara yang baik dengan banyak mendengar (aktif), berusahalah untuk selalu menjadi orang yang menyenangkan ketika berbicara, orang yang ketika setelah anda berbicara dengan lawan bicara anda ada hal yang berkesan untuk mereka, karena anda menghargai mereka, anda peduli dengan mereka, dan anda bukan penjilat busuk bagi mereka, tapi anda adalah orang yang ketika hitam mengatakan hitam dengan niat, cara yang baik dan ketika putih mengatakan putih dengan lurus dan tulus tanpa kata berlebihan. Jadilah anda ketika anda tidak berada disisinya masih terngiang raut-raut kebaikan anda, tebarkanlah kebaikan dimana pun anda berada, berusahalah untuk selalu meninggalkan jejak kebaikan anda dimana pun anda berada, dengan siapun anda berbicara, karena mungkin anda tidak akan bertemu kembali dengan orang-orang yang anda kenal, ketika kesalahan terjadi, penyesalan tidak lah menjadi akhir.

Belajar terus…..karena hidup didunia ini tidak lah sendiri, kita akan selalu berdampingan dengan manusia lainnya, sebelum jatah nafas terakhir kita didunia ini. Cari lah ilmu dalam bergaul , karena pergaulan lah yang menciptakan nilai dan citra diri kita.

Wallahu A’lam bish-showaab.

Kritik dan sarannya : riosyam@telkom.net

No comments: