Thursday, March 12, 2009

Kekasih Ku adalah Jodoh Ku

seorang jejaka muda yang masih duduk di bangku sekolah menengah umum, merupakan seorang lelaki tertampan di sekolah nya.

gelar itu, bukanlah ia sendiri yang menyematkan, tapi gelar itu di perolehnya secara suara terbanyak, dimana bunyi desas - desus gosip hangat perbincangan siswi-siswi centil dan suka disentil-sentil , seputar dirinya, sudah tersebar seantaro sekolah, bahkan menembusdinding-dinding rapuh sekolah lain

Maklum karena ketampanannya, gonta ganti pasangan bak pakaian dalam lemari, dipakai, kotor dibuang ke tempat cucian।pakai lagi pakain yang bersih.

suatu hari si tampan bosan dan jenuh, dengan pasangan mainnya dalam percintaan selalu begitu dan begitu, siswi yang menjadi gebetannya, berpasangan dengannya, karena si siswi tersebut bangga bersanding dengan dirinya। si tampan menganggap semua siswi yang bersanding dengannya, adalah topeng palsu, tak ada getaran cinta yang ia rasakan, tak ada sendu-sendu melodi rindu, yang ada hanya nafsu yang busuk.

Peristiwa yang sangat mengguncang hati si tampan ini terjadi, ketika, seorang siswi baru, yang merupakan seorang gadis pindahan dari negeri nun jauh di pulau sumatera, gadis itu tidaklah secantik gadis-gadis sekolahnya, tapi ada aura berbeda dari siswi baru itu, sesuatu yang berbeda, yang di रसकन si tampan, melihatnya seolah remuk hatinya, memperhatikan tingkahnya seolah terbawa alunan melodi harfa.

senyum nan selalu terkurai, seolah bom molotop di jiwanya.

Selidik punya dektektif॥ia mendapatkan informasi si siswi itu, ternyata ia bernama, ukhti sholeha, wow॥nama yang sungguh indah, nama yang mencerminkan kepribadian nan anggun tapi tetap terjaga dengan baik।

Hari demi hari si tampan larut dalam peraduan cinta yang tak menentu, semakin hari perasaan itu tak menentu arah, ingin bertemu tapi malu, ingin menyapa hati tak kuasa, ingin mengutarakan itu tak mungkin।

baginya siswi itu tak pantas dijadikan seorang pasangan kekasih, tapi ia begitu pantas menjadi seorang teman hidup yang halal. Tapi itu terlalu jauh, सेदंग्कन si tampan masih berseragam sekolah.

pikirannnya kacau, bayang-bayang love berputar-putar didalam pikiran, मेरासुक kehati, bergejolak, dan pada puncaknya, bak gunung merapi kan meletus.

Ia bertekat akan mengutarakan perasaaan nya ke ukhti sholeha dan memohon untuk
menjadi kekasihnya, kebiasaan yang tidak pernah ada dalam kamus si tampan.

tibalah timing yang tepat,
ketika ukhti duduk seorang diri,di sebuah kantin, disudut
sedang menengguk sejuknya air kehidupan.

melangkah dengan perlahan seperti seorang pencuri memasukki rumah mangsanya.

tiba-tiba, ia terdiam....tubuhnya kaku...

ukhti menatap dirinya dan tersenyum begitu hangat dan ramah.

tiba-tiba belum sempat berkata apa2.
spontan si tampan, berbalik arah dan berlari terbirit-birit.

siswa-siswi yang melihat kejadian, itu tertawa aneh, karena
baru sekarang si tampan takut menghadapi seorang wanita.

si tampan yang ternyata ngumpet, dan memperhatikan dari kejauhan...
sambil mengendus-enduskan nafasnya.tapi sambil tersipu malu, mengingat memori
yang baru saja terjadi, tatapan dan senyuman itu seolah memanggil si tampan
untuk kembali menghampirinya.

dengan gugup ia menghampiri kembali ukhti. ukhti hanya tetap tenang, seperti tidak
terjadi apa-apa.
...suara terbata..bata....dengan berdiri dan bergetar,

"ma...ma..f..., saa..laamm....keee...nallll", sambil mengulurkan tangan ke arah
ukhti.

ukhti menjawab dengan begitu ramah "salam kenal juga", tapi ia tidak menyentuh
tangan si tampan, ia hanya mengangkat kedua tangannya ke arah badannya sendiri.

"apa yang harus kulalakukan.." bisik hati si tampan...

"boleh saya bertanya...ukhti" tanya si tampan.

sambil tetap tersenyum "boleh, koq tau nama saya ya, nama kakak siapa ?? " jawab ukti

"saa..ya...ramsyah", jawab si tampan.

ukhti hanya membalas dengan senyumam begitu gemulai.

"ma..ma..u kah, ukhti...jadi.....pa..car....ku ", ups, si tampan kelepasan, ia
menggerutu dalam hatinya sendiri, "norak..norak" padahal kenal saja belum
koq begitu bodohnya dirinya langsung nembak si ukhti.

akhirnya...kedua muda-mudi itu terdiam, ukhti terdiam tapi tetap tersenyum, si tampan
kaku seakan beku....

kemudian ukhti mengambil sebuah pulpen di saku bajunya, dan mengambil secarik
kertas pembungkus gorengan, kemudian ia menuliskan sesuatu pada kertas itu.

wah...si tampan sontak bingung, apa yang dilakukan ukhti, campur baur perasaan
beradu, kadang si tampan tertawa di hati, aku pasti diterima menjadi kekasihnya
secara gw tampan, menarik..achh,
sepotong jiwa nya lagi berkata, waduh..ditolak neh...ditolak...

kemudian selesai menulis ukhti melipat kertas itu, dan meminta si tampan,
tidak membacanya disini.

mengambil kertas itu, sitampan lari tanpa permisi. seperti anak kecil yang
sedang bermain pentak umpet.

di dalam kelas nan sepi sewaktu istirahat jam pelajaran, si tampan
membaca isi surat itu....

ia kaget...sungguh-sungguh tertegum.....

isi surat itu .

"maaf kak ramsyah, ukhti sudah memiliki seorang kekasih.
ukhti malu jika ukhti menghianati cintanya.
ukhti malu jika ukhti menduakannya.
ukhti akan setia menunggu dirinya.
ukhti berjanji untuk hanya akan menjadi kekasihnya.
Ukhti malu jika suatu hari nanti ia bertanya.
apakah ukhti memegang janji setianya.

tapi siapa dia ?, ukhti pun tidak tahu, biarkanlah Tuhan
mempertemukan ukhti ketika waktu nya memang telah tiba.
yang ukhti tahu, kekasih ukhti adalah orang yang akan menjadi pemimpin
ukhti dalam rumah tangga, lelaki yang membimbing ukhti untuk
taat kepada-Nya.

sekarang ukhti hanya akan selalu berdoa semoga kekasih ukhti nanti adalah
kekasih yang sehati dalam peraduan, sejiwa dalam perbuatan, seirama dalam indahnya
nuansa seorang hamba Tuhan.
"

ramsyah...hanya bisa terdiam, relung jiwa nya merasuk begitu dalam, ia tersadar
apa yang dilakukannya selama ini adalah perbuatan bodoh, bahkan baru saat inilah
ia paham arti sebuah kekasih, arti sebuah cinta. Ternyata gonta-ganti pasangan
tak sedikit pun mengajarkan diriku arti seorang kekasih sejati.......

(^_^)...semoga cerita ini bermanfaat....


Baca Selengkapnya »»

Wednesday, February 11, 2009

My Mother My Hero

Ibuku kecil bukanlah seorang yang terlahir dari keluarga kaya dan berdarah biru, ibuku hanyalah seorang manusia biasa yang berdarah minang dan terlahir dari keluarga petani dari dusun negeri tertinggal.

Ibuku kecil bukanlah seorang yang memiliki nama tambahan di belakang namanya, ibuku tidak memiliki Amd, ST, Msc, apalagi DR didepan namanya, bahkan ibuku hanya bergelar seorang anak yang hanya mencicipi manisnya bangku sekolah rakyat nan merakyat.

Ibuku kecil bukanlah seorang wanita bernama indah bak indahnya warna pelangi, ibuku tak pernah marah kepada matahari yang membakar kulitnya, ibuku tak pernah kasar kepada sawah yang menarik nya untuk berlari.....

Ibuku kecil bukanlah seorang anak yang mengenal manja, seorang anak yang merengek minta dibelikan boneka,bahkan sepasang sepatu pun tak pernah terbelikan, bagai mimpi panjang yang tak pernah berujung,

Ibuku remaja tak dilindungi oleh rumah nan megah, ia hanya ditutupi oleh gubug-gubug nan reot, seolah tanah pun enggan menopangnya.

Ibuku remaja bukanlah seorang pemudi berseri-seri, menari-nari diatas kesenangan indahnya masa remaja, ibuku adalah seorang pemudi berhenti berdiri, kembali berlari mengantarkan serantang nasi ke sawah, dan membawa pulang segantang beras sebagai upah.

Ibuku remaja bukanlah pemudi yang ditemani dengan rias-rias wajah nan elok, kulitnya hanya teroleskan keringat, bedak wajah adalah kilauan sengatan matahari menantang, tubuhnya kurus menjulang, garis wajahnya nan jelas bak mendulang.

Ibu menangislah hatiku, jantungku terhujam, ketika kau menangis menggambarkan rinci kehidupan kecil mu nan pilu. Ibu aku bangga denganmu. Biarpun orang menertawakan mu dulu, biarpun orang mengucilkan mu dulu, kini aku memuji mu ibu, aku menyanjung mu ibu, aku dan putra-putri mu yang lain adalah bukti perjuangan mu, bukti kegigihan mu.

Keringatmu adalah dzikirmu.
Tintamu bukanlah emas ataupun perak.
Ilmu adalah tanganmu, kakimu, dan ketegaranmu.
Kaulah bidadari sesungguhnya wahai ibu.
Darah mu adalah darah mulia bagiku.
Gelar mu adalah gelar dimata di Tuhan sebagai manusia yang tegar.
Kecantikanmu adalah ketegaran dan perjuanganmu.

Ibu, Sekarang tataplah dinding-dinding rumah kita, Rumah kita tidaklah megah, tapi kini gubug-gubug itu telah pergi, tanahpun dengan senang menopang rumah kita, sekalipun kini rantau menahan kita, tataplah jajaran foto-foto dirimu dan anak-anakmu, terpampang dengan senyum bangga putera-puteri mu dengan sebuah Toga dan tangan melilit sebuah bukti kelulusan, bukan…ini bukanlah milik kami, ini adalah milik mu Ibu.

Ibu tataplah kembali, hiburlah dirimu, lihatlah dalam sebuah bingkai dirimu tersenyum diatas sebuah unta ditemani oleh Ayahku Juara bagiku didunia ini. Ingatlah kembali setiap lembar perjalanan mu ke tanah nan indah lagi suci.

Biarlah orang-orang menatap wujud perjuanganmu.

Ibu Tersenyumlah, engkau lah PahlawanKu.

Baca Selengkapnya »»

Akhirnya selesai juga

Malam ini tepatnya dini hari, 09 februari 2009, gw merampungkan sekitar 70% proposal Tugas Akhir, klasik banget sih… indonesia banget kalo udah mepet baru deh kerasak-kerusuk ngerjain. Tapi kondisi kali ini bukan kondisi-kondisi yang sering gw lalui, dimana tugas-tugas dikerjain ketika deadline sudah di depan mata. Kondisi sekarang merupakan buntut dari sulitnya menemukan topik tugas akhir yang hendak dicuatkan kedalam Tugas Akhir sebagai seorang Mahasiswa IT ( he..he sebenernya malu juga nyebutin diri sebagai seorang IT, coz kemampuan masih seujung jari). Salah satu dampak trauma ketika gw harus rela mundur Tugas Akhir di semester 9. Nasib..ya..nasib…mungkin ini salah satu jalan hidup gw yang sudah tertuliskan, tapi mbok ya iklas, gw nerimo bahwa kegagalan ini karena factor utama adalah dari diri gw sendiri.




Ternyata menemukan judul itu sesulit memasukkan unta kedalam lubang jarum (lebaaayy). Tapi emang bener sulit banget menemukan masalah yang unik, tidak terlalu over problems, dan yang pasti bukan masalah yang sengaja-ngaja untuk diada-adain.

Akhirnya penantian panjang, pergelutan dengan jurnal-jurnal seputar IT, eh..ternyata judul dapetnya dari saudara terdekat, udah gw cari-cari kemana-mana, kedunia maya, ke kantor-kantor bahkan sampai membuat gw patah hati/minder ketika ditanya Bisa Apa ? coz bingung jawab bisa apa ya..VB bisa dikit..dikit, C bisa seuprit….otomatis wajah-wajah berkemeja dan bercelana bahan calon pembimbing dan pemberi ultimatum sontak berubah seperti menggambarkan “kalo gak bisa apa-apa trus lo mau ngapain, masa gw suruh-suruh Cuma buat foto copy, or bikin kopy..ach lewat. Dan satu lagi tempat orang-orang bertitle bejibun (pusatnya penelitian yang ada di daerah ntu..tuh sarinah thamrin) kasih statement yang wow…bikin gw gak bisa ngomong. “Kamu bisa Java gak, soalnya aplikasi yang akan kita buat lebih tinggi lagi dari java”, he2 boro2 java pak bahasa jawa aja aku ojo ngertoz.

Alhamdulillah…walaupun simple..yah..sesuai lah dengan kapasitas gw, gw dapet masalah yang jelas dari kakak perempuan gw yang bekerja sebagai Team Leader Call Centre IM3 di PT.Indosat.

Semoga….Proposal Gw diterima, Amin.

Baca Selengkapnya »»

Tulisan Untuk Tetap Menulis

Tulisan ini adalah tulisan dimana ketika aku ingin menulis tetapi tidak ada ide yang bisa ditulis. Akhirnya supaya aku bisa terus terbiasa dengan menulis, aku mencoba membuat tulisan ini yang inti dari tulisan ini adalah aku tetap harus menulis sekalipun aku tidak ingin menulis atau sekalipun tidak tahu kemana arah tulisan ini. Apa sih arti dari tulisan ini, aku sendiri pun tidak tahu, karena aku ingin mencoba membiarkan pikiran ini menulis tanpa memikirkan buruk atau bagusnya tulisan ini, indah atau tidak nya padanan kata tulisan ku, dengan tulisan ini aku hanya menuntut diriku untuk selalu menulis, mengapa karena aku ingin menjadi seorang penulis dimana ketika perasaan enggan menulis pun aku harus menulis....

Menulis..oh…menulis aku mulai jatuh cinta padamu, meskipun belum sebesar cinta seorang ibu kepada anaknya. Aku mulai merasakan getaran-getaran cintaku padamu wahai menulis, aku ingin selalu menggerakkan tanganku diatas sebuah papan keyboard sekalipun aku tak tahu harus menulis apa. Inilah bukti cinta ku kepadamu, tulisan ini yang aku sendiri pun tak tahu sebelumnya harus menulis apa, tapi ku ikuti saja apa yang ada didalam pikiran ku ini, dan tertulis lah beberapa kata perkata dan kalimat yang melintas dengan spontan dan tanganku pun dengan senang hati, menjentikkan jari-jari jemari menelusuri dan mencari setiap huruf-huruf yang diingini oleh otakku ini.

Perlahan setiap paragraf yang ku tulis aku coba membacanya ulang, dan melanjutkan paragraph berikutnya, aku tidak memikirkan aturan dalam penulisan seperti apa, inti dari setiap paragraph apa, oh menulis aku tak perduli dengan semua itu, aku akan terus menulis, entah orang senang atau tidak, tapi ini kebahagian ku tersendiri ketika aku menulis, rasanya sedikit isi pikiran tertuang dalam tulisan.

Ups…aku lupa, aku sedang mengerjakan tugas akhir, jadi sampai disini saja “menulis”, lain kali aku akan menulis lagi.

Baca Selengkapnya »»

Filosofi Ikhlas

Seperti kita ketahui menurut ajaran agama yang kita yakini dan kita percayai masing-masing, suatu amal ibadah tidak akan diterima oleh Tuhan, ketika amal tersebut dengan niat yang tidak ikhlas, riya karena ingin dipuji, memberi dengan tujuan tersembunyi, atau ada udang dibalik batu begitulah sedikit pepatah mengumandangkan. Oleh sebab itu Ikhlas merupakan tolak ukur diterima atau tidaknya suatu amal ibadah.

Tapi, pertanyaan yang sering muncul dalam benak saya, memang benar diterima atau tidaknya ibadah yang kita lakukan adalah urusan Tuhan dan Ialah yang Maha tahu, tapi bukankah Tuhan selalu menjelaskan dan menggambarkan peristiwa-peristiwa dimana ada sebagian manusia yang memberi tapi dengan menghardik, ibadah dengan bermaksud riya, menyebut-nyebut dengan bangga hati setiap pemberian yang dikeluarkan, merekalah orang-orang yang tidak diterima amal ibadahnya, perbuatan mereka ibarat pasir diatas sebuah kaca, dimana angin meniupkannya dengan kencang, dan terbanglah semua pasir tersebut, dan bersihlah sudah kaca tersebut. Gambaran peristiwa tersebut tak lain mengajarkan kepada kita bahwa ikhlas adalah gerakan keselarasan antara perbuatan dan niat(hati), dan ikhlas butuh sebuah pembelajaran...

Saya jadi teringat kembali sebuah perkataan yang terlontar dari mulut seorang teman saya tentang “filosofi orang bodoh tentang ikhlas”, orang bodoh tersebut mengutarakan “ikhlas itu ibarat kita membuang, maaf…kotoran yang ada didalam perut kita”. Awalnya saya merasa risih dan kurang menerima filosofi yang diutarakan oleh teman saya tersebut, mengapa ? koq ikhlas disamakan dengan kotoran, tapi setelah saya pikir-pikir kembali filosofi tersebut memang ada benarnya juga.


Ketika saya mencoba memikirkan lebih dalam filosofi orang bodoh itu tentang ikhlas, ternyata ada ibrah yang dapat diambil sedikit tentang makna ikhlas, mengapa ?, poin pertama apakah pernah kita menyesali setiap kotoran kita yang terbuang atau sengaja ingin dibuang, sudah dapat dipastikan bahwa tidak ada satu orang pun yang menyesal (kecuali orang yang tidak waras..he2),. Poin kedua ketika kita termasuk diri saya sendiri, ketika membuang kotoran apa yang kita rasakan, lega..yah…lega, perut terasa rileks, (ups.kecuali..orang yang mencret). Pernahkah kita merasa berat hati mengeluarkan kotoran dari perut kita (Kecuali yang kita keluarkan emas..he2) dan kecewa ketika kotoran keluar dari perut kita.

Dan pernahkah kita membicarakan dan mengumbar betapa bangganya kita membuang kotoran, betapa hebatnya karena kita membuang kotoran dengan banyak, jika terjadi seperti itu mungkin orang lain akan menjauhi kita, menganggap kita orang yang kurang waras. Terakhir yang paling penting, ketika kita membuang kotoran sesaat itupun kita melupakannya, he..he…mungkin tidak akan pernah ada orang yang memikirkan bayangan-bayangan indah ketika membuang kotoran, seketika itupun kita pasti melupakannya.

Sekarang, apa maksud dari semua itu, silahkan saya, anda dan kita, telusuri kembali diri kita sejauh mana kita belajar ikhlas, sejauh mana ibadah-ibadah yang kita lakukan, sejauh mana pemberian-pemberian kita. Semua ini tak lain demi peningkatan wujud ibadah kita kepada-Nya.

Baca Selengkapnya »»

Sunday, February 8, 2009

IT gak Nge-IT or Blind IT, Siapa Yang Salah ?

Dilema buat seorang mahasiswa IT terutama gw. adalah ketika seorang mahasiswa IT lulus menjadi seorang sarjana (Katanya)..yang membawa embel-embel ST, tepat dibelakang namanya. Melangkah, mancari dan menelusuri lubang-lubang pekerjaan yang kosong dengan berjubel spesifikasi yang harus dipenuhi oleh para freshgraduate. Gw inget tulisan seorang teman gw "di indonesia seorang IT sperti di tuntut menjadi SUPERMAN, dimana ia harus menguasai begitu banyak kemampuan, wow...wow...", sedangkan (tanpa ada niatan menyalahkan kampus) kampus hanya memberikan sekian percen ilmu IT kepada kita.

Mari melirik diri kita masing-masing syukur2 kalo kita adalah orang-orang yang memiliki skil yang power full dengan tabungan penguasaan bahasa pemrograman menumpuk, penguasaan ini, itu. Tapi lihatlah, telusuri lah rekan-rekan seperjuangan kita yang lainnya....


Jangan hanya melihat perorangan, memang tidak menafikkan bahwa beberapa orang (tidak semua...(*_^) piss ah) sudah memilki arah yang jelas, mereka memiliki sebuah kacamata yang dengan kacamata itu menerangi arah langkah mereka nantinya.

Bahkan mahasiswa yang berada di semester akhir, gilanya lagi mahasiswa di semester ujung tanduk, penentuan antara pemutihan or lulus. Tidak tahu akan kemana mereka melangkah sesudah lulus. Mencoba melamar tapi spesifikasi yang dinginkan sungguh gila-gilaan, ujung-ujungnya seorang IT harus rela membuang simbol IT nya mentah-mentah kedalam sebuah tong, dengan bekerja di bidang yang jauh sekali dengan keteknikan seorang IT.

So..siapa yang salah..eits...tenang dulu, tulisan ini tidak ada niatan buat menyalahkan pihak-pihak tertentu.

Saran gw buat adek-adek (cek ile adek)...semester awal or tengah semester, belajar dengan sungguh-sungguh, tentukan arah kalian nanti, bayangkan dalam pikiran kalian sasaran tembak apa nanti yang akan dibidik, jangan sampai lulus dengan IPK miris, Kemampuan tiris, al hasil menjadi seorang lulusan IT, bak sebuah mangga dengan tampak matang tapi ternyata mentah, bak seorang dengan mata rabun tanpa kacamata.

Buat dosen (Ups...maaf Bapak-bapak dosen), si bodoh ini (saya) sedikt kasih masukan buat bapak-bapak, pak....kami tau mahasiswa itu adalah orang dewasa yang sudah menentukan arah, tapi belum tentu kami bisa mengarahkan diri kami dengan baik, alangkah baiknya setiap bapak membagikan ilmu, sharing pengalaman, tapi berikan juga wejengan-wejengan , arahan-arahan, akan kemana sih seorang anak IT, untuk apa sih nantinya kita belajar hitungan, fisika, TBO (he...yang ini susah buat lulus), pasti semua nya tidak percuma. Karena menurut desas-desus suara mahasiswa, mahasiswa tidak cinta dengan mata kuliah karena mereka menganggap untuk apa belajar ini, itu bok nantinya untuk apa gak tau.

Buat kampus...tolong lebih perhatikan lagi dari segi peningkatan kualitas bukan hanya kuantitas, sarana, dan penjurusan untuk mahasiswa IT, karena sangkin luasnya IT, mahasiswa bingung untuk menekuni bagian yang mana.

Alkhir kata....

Sebagai Mahasiswa yang dapet bonus semester, gw minta maaf ke semua pihak jika ada yang tersinggung dengan tulisan ini. Tapi niat gw baik.

Baca Selengkapnya »»

Wednesday, January 28, 2009

10 Racun Psikologi

Racun pertama : Menghindar
Gejalanya, lari dari kenyataan, mengabaikan tanggung jawab, padahal dengan melarikan diri dari kenyataan kita hanya akan mendapatkan kebahagiaan semu yang berlangsung sesaat.
Antibodinya : Realitas
Cara : Berhentilah menipu diri. Jangan terlalu serius dalam menghadapi masalah karena rumah sakit jiwa sudah dipenuhi pasien yang selalu mengikuti kesedihannya dan merasa lingkungannya menjadi sumber frustasi. Jadi, selesaikan setiap masalah yang dihadapi secara tuntas dan yakinilah bahwa segala sesuatu yang terbaik selalu harus diupayakan dengan keras.

Racun kedua : Ketakutan
Gejalanya, tidak yakin diri, tegang, cemas yang antara lain bisa disebabkan kesulitan keuangan, konflik perkimpoian, problem seksual, dll...
Antibodinya : Keberanian
Cara : Hindari menjadi sosok yang bergantung pada kecemasan. Ingatlah 99 persen hal yang kita cemaskan tidak pernah terjadi. Keberanian adalah pertahanan diri paling ampuh. Gunakan analisis intelektual dan carilah solusi masalah melalui sikap mental yang benar. Keberanian merupakan proses reedukasi. Jadi, jangan segan mencari bantuan dari ahlinya, seperti psikiater atau psikolog.


Racun ketiga : Egoistis
Nyinyir, materialistis, agresif, lebih suka meminta daripada memberi.
Antibodinya : Bersikap sosial
Cara : Jangan mengeksploitasi teman. Kebahagiaan akan diperoleh apabila kita dapat menolong orang lain. Perlu diketahui, orang yang tidak mengharapkan apapun dari orang lain adalah orang yang tidak pernah merasa dikecewakan.

Racun keempat : Stagnasi
Gejalanya berhenti satu fase, membuat diri kita merasa jenuh, bosan, dan tidak bahagia.
Antibodinya : Ambisi
Cara : Teruslah berkembang, artinya kita terus berambisi di masa depan kita. Kita kan menemukan kebahagiaan dalam gairah saat meraih ambisi kita tersebut.

Racun kelima : Rasa rendah diri
Gejala : Kehilangan keyakinan diri dan kepercayaan diri serta merasa tidak memiliki kemampuan bersaing.
Antibodinya : Keyakinan diri
Cara : Seseorang tidak akan menang bila sebelum berperang, yakin dirinya akan kalah. Bila kita yakin akan kemampuan kita, sebenarnya kita sudah mendapatkan separuh dari target yang ingin kita raih.. Jadi, sukses berawal pada saat kita yakin bahwa kita mampu mencapainya.

Racun keenam : Narsistik
Gejala : Kompleks superioritas, terlampau sombong, kebanggaan diri palsu.
Antibodinya : Rendah hati
Cara : Orang yang sombong akan dengan mudah kehilangan teman, karena tanpa kehadiran teman, kita tidak akan bahagia. Hindari sikap sok tahu. Dengan rendah hati, kita akan dengan sendirinya mau mendengar orang lain sehingga peluang 50 persen sukses sudah kita raih.

Racun ketujuh : Mengasihani diri
Gejala : Kebiasaan menarik perhatian, suasana yang dominan, murung, menghunjam diri, merasa menjadi orang termalang di dunia.
Antibodinya : Sublimasi
Cara : Jangan membuat diri menjadi neurotik, terpaku pada diri sendiri. Lupakan masalah diri dan hindari untuk berperilaku sentimentil dan terobsesi terhadap ketergantungan kepada orang lain..

Racun kedelapan : Sikap bermalas-malasan
Gejala : Apatis, jenuh berlanjut, melamun, dan menghabiskan waktu dengan cara tidak produktif, merasa kesepian.
Antibodinya : Kerja
Cara : Buatlah diri kita untuk selalu mengikuti jadwal kerja yang sudah kita rencanakan sebelumnya dengan cara aktif bekerja. Hindari kecenderungan untuk membuat keberadaaan kita menjadi tidak berarti dan mengeluh tanpa henti.

Racun kesembilan : Sikap tidak toleran
Gejala : Pikiran picik, kebencian rasial yang picik, angkuh, antagonisme terhadap agama tertentu, prasangka religius.
Antibodinya : Kontrol diri
Cara : Tenangkan emosi kita melalui seni mengontrol diri. Amati mereka secara intelektual. Tingkatkan kadar toleransi kita. Ingat bahwa dunia diciptakan dan tercipta dari keberagaman kultur dan agama.

Racun kesepuluh : Kebencian
Gejala : Keinginan balas dendam, kejam, bengis.
Antibodinya : Cinta kasih
Cara : Hilangkan rasa benci. Belajar memaafkan dan melupakan.. Kebencian merupakan salah satu emosi negatif yang menjadi dasar dari rasa ketidakbahagiaan. Orang yang memiliki rasa benci biasanya juga membenci dirinya sendiri karena membenci orang lain. Satu-satunya yang dapat melenyapkan rasa benci adalah cinta. Cinta kasih merupakan kekuatan hakiki yang dapat dimiliki setiap orang.

Ketika kita sedang mengalami rasa depresi dan tidak bahagia, gunakan cara diatas sebagai sarana pertolongan pertama dalam kondisi mental gawat darurat demi terhindardari ketidakbahagiaan berlanjut pada masa mendatang !!!

sumber:http://www.calonakhwat.blogspot.com/


Baca Selengkapnya »»

Musuh Dalam Selimut itu bernama ROKOK !

Sedikit berbagi pengalaman bagaimana perjuangan ku keluar dari sebuah candu yang memang sulit untuk di lepaskan, yup…sebatang rokok bagai teman bahkan sahabat yang mengiringi kehidupan masa lalu ku. Berawal dari coba-coba, karena saat itu lingkungan pertemanan berkubang pada trend merokok, dimana bocah-bocah pelajar yang bila tidak pandai menggenggam dan mengisap sebatang rokok dicap bagai seorang banci. Sebuah paradigma kerdil yang tercuat dalam tongkrongan bocah-bocah berseragam.

Coba-coba yang kemudian berlanjut menjadi sebuah candu, diawal terjerumus dalam dunia rokok, prinsip awal yang ku genggam adalah aku akan merokok apabila aku ditawari (read : rokok gratisan), tapi lama kelamaan virus-virus yang menempel pada sebatang rokok mulai menggerayapi diriku, virus-virus tersebut seolah-olah menarik diriku pada sebuah keadaan dimana “tak ada kamu (rokok) aku sepi”, sebatang perlahan berubah menjadi bilangan batang yang bertambah, akhirnya virus-virus tersebut mulai menguasai diriku, hari-hari ku mulai di temani dengan genggaman sebatang kepulan asap, yang terkadang aku sendiri tidak mengerti padahal rokok tak memiliki rasa layaknya permen yang beraneka rasa………


Mungkin inilah yang dinamakan candu, terutama candu itu begitu terasa pada berbagai kejadian, ketika selesai makan, rasanya virus-virus rokok bekerja begitu giat, merangsang diriku untuk memberikan asupan baru sebatang bahkan lebih rokok, terkadang aku berprinsip tanpa rokok luapan perkataan dari mulutku sulit keluar ketika menghadapi lawan bicara, ketika dalam arena begadang, ketika dalam kesunyian sebatang rokok bagai teman sejati yang tahu kapan harus berbagi dan mengisi.

Tetapi, ternyata Ia(Rokok) pembual besar, ternyata rokok seorang musuh dalam selimut yang menyamar sebagai seorang sahabat, ternyata ia memiliki misi-misi yang menghancurkan hamper sebagaian organ tubuh kita, perlahan tapi pasti ia menggerogoti paru-paru kita, jantung, bahkan menurut informasi yang ku peroleh, sebatang rokok mengurangi sekian menit or detik umur kita, bahkan hal yang paling lucu, perusahaan pembuat rokok mengiklankan dampak-dampak buruk dari rokok, tapi tetap menjual dengan produksi yang semakin meningkat. Mengapa, aku begitu bodoh dan mudah dibodohi, jelas-jelas rokok itu berbahaya, tapi “nafsu” mengalahkan segalanya.

Sadar ku mulai tumbuh bahwa rokok adalah musuh dalam selimut, ketika gejala-gejala batuk berujung kepada penyakit paru-paru akibat rokok mengenai diriku, akhirnya aku pun harus berobat rutin, mulai saat itu aku sadar, dengan “niat dan tekad” yang kuat, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa, aku harus berhenti merokok, tapi gak sampai disitu saja, harus ada tindakan nyata yang harus (bukan hanya ingin) dilakukan, perlahan memang sulit, tapi insyaAllah dengan modal keinginan dan tekad yang kuat, rintangan, godaan kembali untuk merokok, dapat kita atasi.

Alhamdulillah, sudah kurang lebih 3 tahun aku berhenti merokok, bahkan sekarang sedikit pun gak ada rasa ingin mencoba sekalipun, percayalah setelah berhenti merokok ada sebauah kebahagian tersendiri, dan ternyata hidup tanpa rokok jauh lebih indah.
Gak Nge-Rokok So What !

Baca Selengkapnya »»

Sunday, January 25, 2009

Menyikapi kegagalan

Tugas Akhir, buat sebagian mahasiswa mungkin dianggap sebagai tantangan dan ujian
terakhir sebagai wadah pembuktian diri sebagai seorang intelek muda yang nantinya layak menyandang gelar sebagai seorang sarjana, walaupun Tugas Akhir bukan ukuran pasti menjamin menjadikan mahasiswa calon sarjana sebagai sarjana yang produktif dengan kualitas bidang keilmuaan nya yang baik. Tetapi melalui Tugas Akhir yang dilakukan dengan penelitian yang real (read : bukan plagiat atau copy/paste or copy/paste but edit dikit) dapat dijadikan sedikit landasan bahwa mahasiswa tersebut layak dinobatkan
sebagai seorang sarjana. Tapi mungkin buat sebagian mahasiswa lainnya, Tugas akhir
bak sebuah beban berat, bak sebuah penghalang yang membentengi mahasiswa untuk mengenakan sebuah pakain kehormatan (Toga), dan secarik kertas yang berharga(ijazah) yang ditempuh dengan 3.5, 4, 5, 6 tahun bahkan lebih dari itu. But..secara pastinya
Tugas Akhir itu dianggap seperti apa, tergantung mahasiswa tersebut menganggap Tugas akhir itu apa.

Awal gw punya cerita, gw dah niat jauh-jauh hari sekitar semester 7 dan 8, gw punya
target awal tugas akhir harus di ambil dan di selesaiin di semester 9. Gak lupa rencana
baik ini gw informasikan ke orang tua, dan respon mereka pun bagus, dan mendukung gw
dengan sangat. Karena mereka pengen lihat gw lulus dan kerja, like my brother.

Akhirnya tepat di semester 9, dengan tekad bulat but tanpa konsep rencana yang jelas, gw beranikan diri ngambil mata kuliah tugas akhir. Tetapi apa boleh buat sekarang pra sidang dah berlangsung, but sampai detik ini gw belum dapat masalah yang benar-benar masalah, bukan masalah yang diada-adain buat diangkat jadi tugas akhir. Akhirnya dengan berat hati gw harus rela semester ini gw harus mundur skripsi.

Sedih yang bukan main, karena banyak pihak yang kecewa, terutama kedua orang tua gw, dan diri gw sendiri, karena gw kecewa, gw gak berusaha dengan sungguh-sungguh, gw gak komitmen dengan tujuan, gak profesial dan proporsional dalam menempatkan diri.

Berat..berat, buat cerita ke orang tua, walaupun orang tua sudah ikhlas kalau gw mundur, cuma perasaan bersalah ini sampai detik ini masih hinggap dalam diri gw.

Ama dan Apa "i'm Sorry"

Apa yang harus gw lakuin ?
Menerima bahwa gw mundur, dan ikhlas bahwa mungkin kegagalan gw kali ini, sebuah pesan peringatan buat gw, kegagalan kali ini pelajaran buat gw bahwa terkadang kita harus ikhlas dengan apa yang menimpa kita,sekalipun sebuah kedukaan, di balik itu kita harus yakin bahwa dibalik kegagalan, sekalipun sering kali terulang pasti tersimpan sepercik keberhasilan.

Baca Selengkapnya »»