Wednesday, February 11, 2009

My Mother My Hero

Ibuku kecil bukanlah seorang yang terlahir dari keluarga kaya dan berdarah biru, ibuku hanyalah seorang manusia biasa yang berdarah minang dan terlahir dari keluarga petani dari dusun negeri tertinggal.

Ibuku kecil bukanlah seorang yang memiliki nama tambahan di belakang namanya, ibuku tidak memiliki Amd, ST, Msc, apalagi DR didepan namanya, bahkan ibuku hanya bergelar seorang anak yang hanya mencicipi manisnya bangku sekolah rakyat nan merakyat.

Ibuku kecil bukanlah seorang wanita bernama indah bak indahnya warna pelangi, ibuku tak pernah marah kepada matahari yang membakar kulitnya, ibuku tak pernah kasar kepada sawah yang menarik nya untuk berlari.....

Ibuku kecil bukanlah seorang anak yang mengenal manja, seorang anak yang merengek minta dibelikan boneka,bahkan sepasang sepatu pun tak pernah terbelikan, bagai mimpi panjang yang tak pernah berujung,

Ibuku remaja tak dilindungi oleh rumah nan megah, ia hanya ditutupi oleh gubug-gubug nan reot, seolah tanah pun enggan menopangnya.

Ibuku remaja bukanlah seorang pemudi berseri-seri, menari-nari diatas kesenangan indahnya masa remaja, ibuku adalah seorang pemudi berhenti berdiri, kembali berlari mengantarkan serantang nasi ke sawah, dan membawa pulang segantang beras sebagai upah.

Ibuku remaja bukanlah pemudi yang ditemani dengan rias-rias wajah nan elok, kulitnya hanya teroleskan keringat, bedak wajah adalah kilauan sengatan matahari menantang, tubuhnya kurus menjulang, garis wajahnya nan jelas bak mendulang.

Ibu menangislah hatiku, jantungku terhujam, ketika kau menangis menggambarkan rinci kehidupan kecil mu nan pilu. Ibu aku bangga denganmu. Biarpun orang menertawakan mu dulu, biarpun orang mengucilkan mu dulu, kini aku memuji mu ibu, aku menyanjung mu ibu, aku dan putra-putri mu yang lain adalah bukti perjuangan mu, bukti kegigihan mu.

Keringatmu adalah dzikirmu.
Tintamu bukanlah emas ataupun perak.
Ilmu adalah tanganmu, kakimu, dan ketegaranmu.
Kaulah bidadari sesungguhnya wahai ibu.
Darah mu adalah darah mulia bagiku.
Gelar mu adalah gelar dimata di Tuhan sebagai manusia yang tegar.
Kecantikanmu adalah ketegaran dan perjuanganmu.

Ibu, Sekarang tataplah dinding-dinding rumah kita, Rumah kita tidaklah megah, tapi kini gubug-gubug itu telah pergi, tanahpun dengan senang menopang rumah kita, sekalipun kini rantau menahan kita, tataplah jajaran foto-foto dirimu dan anak-anakmu, terpampang dengan senyum bangga putera-puteri mu dengan sebuah Toga dan tangan melilit sebuah bukti kelulusan, bukan…ini bukanlah milik kami, ini adalah milik mu Ibu.

Ibu tataplah kembali, hiburlah dirimu, lihatlah dalam sebuah bingkai dirimu tersenyum diatas sebuah unta ditemani oleh Ayahku Juara bagiku didunia ini. Ingatlah kembali setiap lembar perjalanan mu ke tanah nan indah lagi suci.

Biarlah orang-orang menatap wujud perjuanganmu.

Ibu Tersenyumlah, engkau lah PahlawanKu.

Baca Selengkapnya »»

Akhirnya selesai juga

Malam ini tepatnya dini hari, 09 februari 2009, gw merampungkan sekitar 70% proposal Tugas Akhir, klasik banget sih… indonesia banget kalo udah mepet baru deh kerasak-kerusuk ngerjain. Tapi kondisi kali ini bukan kondisi-kondisi yang sering gw lalui, dimana tugas-tugas dikerjain ketika deadline sudah di depan mata. Kondisi sekarang merupakan buntut dari sulitnya menemukan topik tugas akhir yang hendak dicuatkan kedalam Tugas Akhir sebagai seorang Mahasiswa IT ( he..he sebenernya malu juga nyebutin diri sebagai seorang IT, coz kemampuan masih seujung jari). Salah satu dampak trauma ketika gw harus rela mundur Tugas Akhir di semester 9. Nasib..ya..nasib…mungkin ini salah satu jalan hidup gw yang sudah tertuliskan, tapi mbok ya iklas, gw nerimo bahwa kegagalan ini karena factor utama adalah dari diri gw sendiri.




Ternyata menemukan judul itu sesulit memasukkan unta kedalam lubang jarum (lebaaayy). Tapi emang bener sulit banget menemukan masalah yang unik, tidak terlalu over problems, dan yang pasti bukan masalah yang sengaja-ngaja untuk diada-adain.

Akhirnya penantian panjang, pergelutan dengan jurnal-jurnal seputar IT, eh..ternyata judul dapetnya dari saudara terdekat, udah gw cari-cari kemana-mana, kedunia maya, ke kantor-kantor bahkan sampai membuat gw patah hati/minder ketika ditanya Bisa Apa ? coz bingung jawab bisa apa ya..VB bisa dikit..dikit, C bisa seuprit….otomatis wajah-wajah berkemeja dan bercelana bahan calon pembimbing dan pemberi ultimatum sontak berubah seperti menggambarkan “kalo gak bisa apa-apa trus lo mau ngapain, masa gw suruh-suruh Cuma buat foto copy, or bikin kopy..ach lewat. Dan satu lagi tempat orang-orang bertitle bejibun (pusatnya penelitian yang ada di daerah ntu..tuh sarinah thamrin) kasih statement yang wow…bikin gw gak bisa ngomong. “Kamu bisa Java gak, soalnya aplikasi yang akan kita buat lebih tinggi lagi dari java”, he2 boro2 java pak bahasa jawa aja aku ojo ngertoz.

Alhamdulillah…walaupun simple..yah..sesuai lah dengan kapasitas gw, gw dapet masalah yang jelas dari kakak perempuan gw yang bekerja sebagai Team Leader Call Centre IM3 di PT.Indosat.

Semoga….Proposal Gw diterima, Amin.

Baca Selengkapnya »»

Tulisan Untuk Tetap Menulis

Tulisan ini adalah tulisan dimana ketika aku ingin menulis tetapi tidak ada ide yang bisa ditulis. Akhirnya supaya aku bisa terus terbiasa dengan menulis, aku mencoba membuat tulisan ini yang inti dari tulisan ini adalah aku tetap harus menulis sekalipun aku tidak ingin menulis atau sekalipun tidak tahu kemana arah tulisan ini. Apa sih arti dari tulisan ini, aku sendiri pun tidak tahu, karena aku ingin mencoba membiarkan pikiran ini menulis tanpa memikirkan buruk atau bagusnya tulisan ini, indah atau tidak nya padanan kata tulisan ku, dengan tulisan ini aku hanya menuntut diriku untuk selalu menulis, mengapa karena aku ingin menjadi seorang penulis dimana ketika perasaan enggan menulis pun aku harus menulis....

Menulis..oh…menulis aku mulai jatuh cinta padamu, meskipun belum sebesar cinta seorang ibu kepada anaknya. Aku mulai merasakan getaran-getaran cintaku padamu wahai menulis, aku ingin selalu menggerakkan tanganku diatas sebuah papan keyboard sekalipun aku tak tahu harus menulis apa. Inilah bukti cinta ku kepadamu, tulisan ini yang aku sendiri pun tak tahu sebelumnya harus menulis apa, tapi ku ikuti saja apa yang ada didalam pikiran ku ini, dan tertulis lah beberapa kata perkata dan kalimat yang melintas dengan spontan dan tanganku pun dengan senang hati, menjentikkan jari-jari jemari menelusuri dan mencari setiap huruf-huruf yang diingini oleh otakku ini.

Perlahan setiap paragraf yang ku tulis aku coba membacanya ulang, dan melanjutkan paragraph berikutnya, aku tidak memikirkan aturan dalam penulisan seperti apa, inti dari setiap paragraph apa, oh menulis aku tak perduli dengan semua itu, aku akan terus menulis, entah orang senang atau tidak, tapi ini kebahagian ku tersendiri ketika aku menulis, rasanya sedikit isi pikiran tertuang dalam tulisan.

Ups…aku lupa, aku sedang mengerjakan tugas akhir, jadi sampai disini saja “menulis”, lain kali aku akan menulis lagi.

Baca Selengkapnya »»

Filosofi Ikhlas

Seperti kita ketahui menurut ajaran agama yang kita yakini dan kita percayai masing-masing, suatu amal ibadah tidak akan diterima oleh Tuhan, ketika amal tersebut dengan niat yang tidak ikhlas, riya karena ingin dipuji, memberi dengan tujuan tersembunyi, atau ada udang dibalik batu begitulah sedikit pepatah mengumandangkan. Oleh sebab itu Ikhlas merupakan tolak ukur diterima atau tidaknya suatu amal ibadah.

Tapi, pertanyaan yang sering muncul dalam benak saya, memang benar diterima atau tidaknya ibadah yang kita lakukan adalah urusan Tuhan dan Ialah yang Maha tahu, tapi bukankah Tuhan selalu menjelaskan dan menggambarkan peristiwa-peristiwa dimana ada sebagian manusia yang memberi tapi dengan menghardik, ibadah dengan bermaksud riya, menyebut-nyebut dengan bangga hati setiap pemberian yang dikeluarkan, merekalah orang-orang yang tidak diterima amal ibadahnya, perbuatan mereka ibarat pasir diatas sebuah kaca, dimana angin meniupkannya dengan kencang, dan terbanglah semua pasir tersebut, dan bersihlah sudah kaca tersebut. Gambaran peristiwa tersebut tak lain mengajarkan kepada kita bahwa ikhlas adalah gerakan keselarasan antara perbuatan dan niat(hati), dan ikhlas butuh sebuah pembelajaran...

Saya jadi teringat kembali sebuah perkataan yang terlontar dari mulut seorang teman saya tentang “filosofi orang bodoh tentang ikhlas”, orang bodoh tersebut mengutarakan “ikhlas itu ibarat kita membuang, maaf…kotoran yang ada didalam perut kita”. Awalnya saya merasa risih dan kurang menerima filosofi yang diutarakan oleh teman saya tersebut, mengapa ? koq ikhlas disamakan dengan kotoran, tapi setelah saya pikir-pikir kembali filosofi tersebut memang ada benarnya juga.


Ketika saya mencoba memikirkan lebih dalam filosofi orang bodoh itu tentang ikhlas, ternyata ada ibrah yang dapat diambil sedikit tentang makna ikhlas, mengapa ?, poin pertama apakah pernah kita menyesali setiap kotoran kita yang terbuang atau sengaja ingin dibuang, sudah dapat dipastikan bahwa tidak ada satu orang pun yang menyesal (kecuali orang yang tidak waras..he2),. Poin kedua ketika kita termasuk diri saya sendiri, ketika membuang kotoran apa yang kita rasakan, lega..yah…lega, perut terasa rileks, (ups.kecuali..orang yang mencret). Pernahkah kita merasa berat hati mengeluarkan kotoran dari perut kita (Kecuali yang kita keluarkan emas..he2) dan kecewa ketika kotoran keluar dari perut kita.

Dan pernahkah kita membicarakan dan mengumbar betapa bangganya kita membuang kotoran, betapa hebatnya karena kita membuang kotoran dengan banyak, jika terjadi seperti itu mungkin orang lain akan menjauhi kita, menganggap kita orang yang kurang waras. Terakhir yang paling penting, ketika kita membuang kotoran sesaat itupun kita melupakannya, he..he…mungkin tidak akan pernah ada orang yang memikirkan bayangan-bayangan indah ketika membuang kotoran, seketika itupun kita pasti melupakannya.

Sekarang, apa maksud dari semua itu, silahkan saya, anda dan kita, telusuri kembali diri kita sejauh mana kita belajar ikhlas, sejauh mana ibadah-ibadah yang kita lakukan, sejauh mana pemberian-pemberian kita. Semua ini tak lain demi peningkatan wujud ibadah kita kepada-Nya.

Baca Selengkapnya »»

Sunday, February 8, 2009

IT gak Nge-IT or Blind IT, Siapa Yang Salah ?

Dilema buat seorang mahasiswa IT terutama gw. adalah ketika seorang mahasiswa IT lulus menjadi seorang sarjana (Katanya)..yang membawa embel-embel ST, tepat dibelakang namanya. Melangkah, mancari dan menelusuri lubang-lubang pekerjaan yang kosong dengan berjubel spesifikasi yang harus dipenuhi oleh para freshgraduate. Gw inget tulisan seorang teman gw "di indonesia seorang IT sperti di tuntut menjadi SUPERMAN, dimana ia harus menguasai begitu banyak kemampuan, wow...wow...", sedangkan (tanpa ada niatan menyalahkan kampus) kampus hanya memberikan sekian percen ilmu IT kepada kita.

Mari melirik diri kita masing-masing syukur2 kalo kita adalah orang-orang yang memiliki skil yang power full dengan tabungan penguasaan bahasa pemrograman menumpuk, penguasaan ini, itu. Tapi lihatlah, telusuri lah rekan-rekan seperjuangan kita yang lainnya....


Jangan hanya melihat perorangan, memang tidak menafikkan bahwa beberapa orang (tidak semua...(*_^) piss ah) sudah memilki arah yang jelas, mereka memiliki sebuah kacamata yang dengan kacamata itu menerangi arah langkah mereka nantinya.

Bahkan mahasiswa yang berada di semester akhir, gilanya lagi mahasiswa di semester ujung tanduk, penentuan antara pemutihan or lulus. Tidak tahu akan kemana mereka melangkah sesudah lulus. Mencoba melamar tapi spesifikasi yang dinginkan sungguh gila-gilaan, ujung-ujungnya seorang IT harus rela membuang simbol IT nya mentah-mentah kedalam sebuah tong, dengan bekerja di bidang yang jauh sekali dengan keteknikan seorang IT.

So..siapa yang salah..eits...tenang dulu, tulisan ini tidak ada niatan buat menyalahkan pihak-pihak tertentu.

Saran gw buat adek-adek (cek ile adek)...semester awal or tengah semester, belajar dengan sungguh-sungguh, tentukan arah kalian nanti, bayangkan dalam pikiran kalian sasaran tembak apa nanti yang akan dibidik, jangan sampai lulus dengan IPK miris, Kemampuan tiris, al hasil menjadi seorang lulusan IT, bak sebuah mangga dengan tampak matang tapi ternyata mentah, bak seorang dengan mata rabun tanpa kacamata.

Buat dosen (Ups...maaf Bapak-bapak dosen), si bodoh ini (saya) sedikt kasih masukan buat bapak-bapak, pak....kami tau mahasiswa itu adalah orang dewasa yang sudah menentukan arah, tapi belum tentu kami bisa mengarahkan diri kami dengan baik, alangkah baiknya setiap bapak membagikan ilmu, sharing pengalaman, tapi berikan juga wejengan-wejengan , arahan-arahan, akan kemana sih seorang anak IT, untuk apa sih nantinya kita belajar hitungan, fisika, TBO (he...yang ini susah buat lulus), pasti semua nya tidak percuma. Karena menurut desas-desus suara mahasiswa, mahasiswa tidak cinta dengan mata kuliah karena mereka menganggap untuk apa belajar ini, itu bok nantinya untuk apa gak tau.

Buat kampus...tolong lebih perhatikan lagi dari segi peningkatan kualitas bukan hanya kuantitas, sarana, dan penjurusan untuk mahasiswa IT, karena sangkin luasnya IT, mahasiswa bingung untuk menekuni bagian yang mana.

Alkhir kata....

Sebagai Mahasiswa yang dapet bonus semester, gw minta maaf ke semua pihak jika ada yang tersinggung dengan tulisan ini. Tapi niat gw baik.

Baca Selengkapnya »»