Wednesday, January 28, 2009

Musuh Dalam Selimut itu bernama ROKOK !

Sedikit berbagi pengalaman bagaimana perjuangan ku keluar dari sebuah candu yang memang sulit untuk di lepaskan, yup…sebatang rokok bagai teman bahkan sahabat yang mengiringi kehidupan masa lalu ku. Berawal dari coba-coba, karena saat itu lingkungan pertemanan berkubang pada trend merokok, dimana bocah-bocah pelajar yang bila tidak pandai menggenggam dan mengisap sebatang rokok dicap bagai seorang banci. Sebuah paradigma kerdil yang tercuat dalam tongkrongan bocah-bocah berseragam.

Coba-coba yang kemudian berlanjut menjadi sebuah candu, diawal terjerumus dalam dunia rokok, prinsip awal yang ku genggam adalah aku akan merokok apabila aku ditawari (read : rokok gratisan), tapi lama kelamaan virus-virus yang menempel pada sebatang rokok mulai menggerayapi diriku, virus-virus tersebut seolah-olah menarik diriku pada sebuah keadaan dimana “tak ada kamu (rokok) aku sepi”, sebatang perlahan berubah menjadi bilangan batang yang bertambah, akhirnya virus-virus tersebut mulai menguasai diriku, hari-hari ku mulai di temani dengan genggaman sebatang kepulan asap, yang terkadang aku sendiri tidak mengerti padahal rokok tak memiliki rasa layaknya permen yang beraneka rasa………


Mungkin inilah yang dinamakan candu, terutama candu itu begitu terasa pada berbagai kejadian, ketika selesai makan, rasanya virus-virus rokok bekerja begitu giat, merangsang diriku untuk memberikan asupan baru sebatang bahkan lebih rokok, terkadang aku berprinsip tanpa rokok luapan perkataan dari mulutku sulit keluar ketika menghadapi lawan bicara, ketika dalam arena begadang, ketika dalam kesunyian sebatang rokok bagai teman sejati yang tahu kapan harus berbagi dan mengisi.

Tetapi, ternyata Ia(Rokok) pembual besar, ternyata rokok seorang musuh dalam selimut yang menyamar sebagai seorang sahabat, ternyata ia memiliki misi-misi yang menghancurkan hamper sebagaian organ tubuh kita, perlahan tapi pasti ia menggerogoti paru-paru kita, jantung, bahkan menurut informasi yang ku peroleh, sebatang rokok mengurangi sekian menit or detik umur kita, bahkan hal yang paling lucu, perusahaan pembuat rokok mengiklankan dampak-dampak buruk dari rokok, tapi tetap menjual dengan produksi yang semakin meningkat. Mengapa, aku begitu bodoh dan mudah dibodohi, jelas-jelas rokok itu berbahaya, tapi “nafsu” mengalahkan segalanya.

Sadar ku mulai tumbuh bahwa rokok adalah musuh dalam selimut, ketika gejala-gejala batuk berujung kepada penyakit paru-paru akibat rokok mengenai diriku, akhirnya aku pun harus berobat rutin, mulai saat itu aku sadar, dengan “niat dan tekad” yang kuat, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa, aku harus berhenti merokok, tapi gak sampai disitu saja, harus ada tindakan nyata yang harus (bukan hanya ingin) dilakukan, perlahan memang sulit, tapi insyaAllah dengan modal keinginan dan tekad yang kuat, rintangan, godaan kembali untuk merokok, dapat kita atasi.

Alhamdulillah, sudah kurang lebih 3 tahun aku berhenti merokok, bahkan sekarang sedikit pun gak ada rasa ingin mencoba sekalipun, percayalah setelah berhenti merokok ada sebauah kebahagian tersendiri, dan ternyata hidup tanpa rokok jauh lebih indah.
Gak Nge-Rokok So What !

No comments: